Ingin tahu lebih jauh tentang saya?
santai,,, duduk manis siapkan segelas kopi susu hangat, dingin juga boleh.
Sokhibul Khuluq! Nama yang diberikan oleh orang tua gua yang berasal dari usulan kakek. lo tau kakek siapa?,, yah betul kakek gua.
Gua anak bungsu dari 3 bersaudara. Kedua kakak gua laki laki. Lahir pada tanggal 31 Desember 1996. sekarang gua murid kelas XII SMKN 1 Bangil. Gua numpang bernaung dirumah orang tua gua yang sederhana, nyaman, dan sejuk (kalau pas lagi panas panasnya musim kemarau sih nggak). Tepatnya di desa Baujeng, kecamatan Beji, kabupaten Pasuruan.
Gua akan cerita sedikit mengenai desa gua.
Dulu.,,, dulu banget! Sebelum desa tempat gua dilahirin ini terbentuk, awalnya adalah alas (kalau orang Jawa bilang "hutan belantara") yang angker, banyak hewan liar, apalagi makhluq makhluq yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Yang pasti kawasan ini belum dijamah oleh manusia.
Pada suatu ketika (mungkin tepatnya pada masa penjajahan Belanda) terdapat dua kelompok atau bisa dibilang dua klan yang saling berseteru memperebutkan kawasan yang merupakan cikal bakal terbentuknya desa gua tercinta ini. Salah satu klan bernama "Klan Sugeng" dan satu lai bernama "Klan Ajeng" . Kedua nama klan tersebut diambil dari nama pemimpin masing masing klan. Klan Sugeng dipimpin oleh "mbah Sugeng" dan klan Ajeng dipimpin oleh "mbah Ajeng". Mbah Ajeng, pimpinan klan Ajeng ini adalah orang yang berhasil menemukan kawasan hutan yang bakal menjadi desa gua ini. Beliau merupakan sosok pemberani, religius, dan bijaksana. Dibawah pimpinan beliau, klan Ajeng mulai merubah sedikit demi sedikit kawasan hutan tersebut dan mulai bermunculan rumah rumah yang ditempati anggota klan. Kedamaian dan kebahagiaanpun mulai terasa disana.
Eitss..,, ceritanya belum "The End". Tidak lama setelah itu, semua berubah ketika klan dibawah kepemimpinan mbah Sugeng datang, mereka berusaha merebut kawasan tersebut. Konflik dan bentrokan tidak dapat terelakkan. Suasana desa yang dulunya damai dan tentram kini ramai suara suara teriakan pertempuran, tangisan, dan kemarahan. Setelah lama saling bermusuhan, kedua kubu yang saling berseteru merasa bosan dan lelah terhadap permusuhan yang berlarut larut.Masing masing pemimpin klan merasa khawatir terhadap masa depan klan mereka. Akhirnya mbah Ajeng mengusulkan untuk melakukan perundingan untuk mengakhiri klonfik berkepanjangan ini. Dalam perundingan itu, mbah Sugeng menantang klan Ajeng, siapa diantara "klan Sugeng" dan "klan Ajeng" yang memiliki anggota lebih cakep, berhak menghuni desa itu, dan dia yang jelek harus sportif angkat kaki meninggalkan desa.
Esok hari,,, ayam jago berkokok, dan matahari mulai menyebarkan kehangatan sinarnya. Disebuah tanah lapang, semua anggota dari masing masing klan berkumpul untuk membuktikan siapa yang lebih ganteng dan cantik.
Hari mulai terik, terlihat banyak jejak kaki mengarah meninggalkan desa yang ternyata itu adalah jejak kaki dari para anggota klan Sugeng. Kemenangan telak diperoleh pihak klan Ajeng. Merekapun akhirnya mendapatkan kembali kehidupan mereka yang damai dan bahagia.
Beberapa tahun telah berlalu. Untuk menghormati sosok mbah Ajeng dan mengenang perjuangan serta menghargai jasa jasa beliau, anak cucu keturuan klan Ajeng menamai desa mereka dengan nama "Baujeng" yang berasal dari kata "mbah Ajeng".
Nah,, begitulah guys asal usul desa gua dan kenapa serta bagaimana gua ngedapetin wajah ganteng dan manis ini. Yah, mungkin ini diturunin dari nenek moyang gua. Hehe,,,
Oh ya gua sampai lupa dengan nasib klan Sugeng. Katanya sih mereka menempati kawasan panas bernama Rombo.
Hahaha,,.. maaf guys cerita diatas hanya karangan gua aja. mohon maaf bila ada kesamaan tokoh dan tempat. tapi nggak semuanya bo'ong. Seperti nama desa gua yang di adaptasidari nama mbah ajeng karena dulu beliau membabat alas dan menjadikannya desa sehingga nama beliau dijadikan nama desa yaitu 'Baujeng".
santai,,, duduk manis siapkan segelas kopi susu hangat, dingin juga boleh.
Sokhibul Khuluq! Nama yang diberikan oleh orang tua gua yang berasal dari usulan kakek. lo tau kakek siapa?,, yah betul kakek gua.
Gua anak bungsu dari 3 bersaudara. Kedua kakak gua laki laki. Lahir pada tanggal 31 Desember 1996. sekarang gua murid kelas XII SMKN 1 Bangil. Gua numpang bernaung dirumah orang tua gua yang sederhana, nyaman, dan sejuk (kalau pas lagi panas panasnya musim kemarau sih nggak). Tepatnya di desa Baujeng, kecamatan Beji, kabupaten Pasuruan.
Gua akan cerita sedikit mengenai desa gua.
Dulu.,,, dulu banget! Sebelum desa tempat gua dilahirin ini terbentuk, awalnya adalah alas (kalau orang Jawa bilang "hutan belantara") yang angker, banyak hewan liar, apalagi makhluq makhluq yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Yang pasti kawasan ini belum dijamah oleh manusia.
Pada suatu ketika (mungkin tepatnya pada masa penjajahan Belanda) terdapat dua kelompok atau bisa dibilang dua klan yang saling berseteru memperebutkan kawasan yang merupakan cikal bakal terbentuknya desa gua tercinta ini. Salah satu klan bernama "Klan Sugeng" dan satu lai bernama "Klan Ajeng" . Kedua nama klan tersebut diambil dari nama pemimpin masing masing klan. Klan Sugeng dipimpin oleh "mbah Sugeng" dan klan Ajeng dipimpin oleh "mbah Ajeng". Mbah Ajeng, pimpinan klan Ajeng ini adalah orang yang berhasil menemukan kawasan hutan yang bakal menjadi desa gua ini. Beliau merupakan sosok pemberani, religius, dan bijaksana. Dibawah pimpinan beliau, klan Ajeng mulai merubah sedikit demi sedikit kawasan hutan tersebut dan mulai bermunculan rumah rumah yang ditempati anggota klan. Kedamaian dan kebahagiaanpun mulai terasa disana.
Eitss..,, ceritanya belum "The End". Tidak lama setelah itu, semua berubah ketika klan dibawah kepemimpinan mbah Sugeng datang, mereka berusaha merebut kawasan tersebut. Konflik dan bentrokan tidak dapat terelakkan. Suasana desa yang dulunya damai dan tentram kini ramai suara suara teriakan pertempuran, tangisan, dan kemarahan. Setelah lama saling bermusuhan, kedua kubu yang saling berseteru merasa bosan dan lelah terhadap permusuhan yang berlarut larut.Masing masing pemimpin klan merasa khawatir terhadap masa depan klan mereka. Akhirnya mbah Ajeng mengusulkan untuk melakukan perundingan untuk mengakhiri klonfik berkepanjangan ini. Dalam perundingan itu, mbah Sugeng menantang klan Ajeng, siapa diantara "klan Sugeng" dan "klan Ajeng" yang memiliki anggota lebih cakep, berhak menghuni desa itu, dan dia yang jelek harus sportif angkat kaki meninggalkan desa.
Esok hari,,, ayam jago berkokok, dan matahari mulai menyebarkan kehangatan sinarnya. Disebuah tanah lapang, semua anggota dari masing masing klan berkumpul untuk membuktikan siapa yang lebih ganteng dan cantik.
Hari mulai terik, terlihat banyak jejak kaki mengarah meninggalkan desa yang ternyata itu adalah jejak kaki dari para anggota klan Sugeng. Kemenangan telak diperoleh pihak klan Ajeng. Merekapun akhirnya mendapatkan kembali kehidupan mereka yang damai dan bahagia.
Beberapa tahun telah berlalu. Untuk menghormati sosok mbah Ajeng dan mengenang perjuangan serta menghargai jasa jasa beliau, anak cucu keturuan klan Ajeng menamai desa mereka dengan nama "Baujeng" yang berasal dari kata "mbah Ajeng".
Nah,, begitulah guys asal usul desa gua dan kenapa serta bagaimana gua ngedapetin wajah ganteng dan manis ini. Yah, mungkin ini diturunin dari nenek moyang gua. Hehe,,,
Oh ya gua sampai lupa dengan nasib klan Sugeng. Katanya sih mereka menempati kawasan panas bernama Rombo.
Hahaha,,.. maaf guys cerita diatas hanya karangan gua aja. mohon maaf bila ada kesamaan tokoh dan tempat. tapi nggak semuanya bo'ong. Seperti nama desa gua yang di adaptasidari nama mbah ajeng karena dulu beliau membabat alas dan menjadikannya desa sehingga nama beliau dijadikan nama desa yaitu 'Baujeng".